Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada berbagai kesempatan menyampaikan kegeramannya karena masih banyak kementerian/lembaga yang gemar melakukan impor dalam pengadaan barang/jasa.
Salah satunya terkait impor alat kesehatan (alkes). Padahal, menurut Jokowi, beberapa alkes sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Untuk itulah, Jokowi menerbitkan Inpres No 2 tahun 2022 tentang peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
Tujuannya tak lain mengerem belanja produk impor dan meningkatkan pembelian produk lokal. Hal itu sontak disambut gembira oleh para produsen alkes dalam negeri. Managing Director & SVP – idsMED Indonesia Ramli Laukaban mengatakan, seruan tersebut menjadi angin segar di tengah membanjirnya produk impor.
Menurutnya, kebijakan Kepala Negara akan menciptakan nilai tambah dan membangkitkan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Ramli menyebut bahwa di sektor alat kesehatan, produsen Tanah Air yang benar-benar memproduksi alat kesehatan secara end to end masih sangat jarang bahkan terbilang langka. Realitas ini menjadi peluang bagi produsen dalam negeri dalam menciptakan ekosistem, sekaligus memutus ketergantungan Indonesia akan alat kesehatan impor dan meningkatkan daya saing produk alat kesehatan Indonesia.
“Tentu saja kabar ini disambut baik produsen dalam negeri, karena akan memicu investasi dari peningkatan kapasitas produksi pabrik dan juga perluasan lapangan kerja,” katanya, Rabu (29/6/2022).
Merespons seruan Presiden, idsMED Indonesia yang merupakan perusahaan supply chain alat kesehatan terintegrasi di Asia bekerja sama dengan PT Astra Komponen Indonesia (ASKI) meluncurkan berbagai rangkaian produk alat kesehatan.
Bersama ASKI, idsMED berupaya membangun ekosistem sekaligus menghasilkan produk alat kesehatan yang tidak sekedar memiliki standar kualitas internasional dan layak jual, namun juga dengan harga yang terjangkau sehingga mampu bersaing dengan produk impor.
Dalam waktu dekat, ungkap Ramli, idsMED dan ASKI akan meluncurkan paket antropometri atau alat pengukuran fisik manusia. Di antaranya, medical digital flat scale, digital baby scale, infantometer, stadiometer dan measuring tape.
Seluruh alat kesehatan tersebut diproduksi di dalam negeri, mulai dari tahap Research and Development (RnD), produksi, pengemasan, pemasaran hingga distribusi.
“Jadi, manakala kembali terjadi pandemi, Indonesia sudah mandiri dan tidak tergantung dengan produk alat kesehatan impor. Kami berharap bisa berkolaborasi dengan industri lainnya dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT ASKI Prihantanto Agung Lesmono mengatakan, berbagai alat kesehatan ibu dan anak yang diproduksi tidak hanya diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri namun juga bereorientasi ekspor. “Kami ingin berkontribusi dalam menaikkan rasio ekspor Indonesia.
Dengan begitu akan tercipta efek domino berupa penerimaan pajak, penyerapan tenaga kerja dan efek ekonomi lainnya yang bisa mencatatkan hasil positif,” ungkapnya.
Dalam hal pembangunan kesehatan, imbuh dia, keberadaan alat-alat kesehatan dalam negeri yang berkualitas juga akan mendorong pemerataan kesehatan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.
0 comments:
Post a Comment