Gejolak kenaikan harga berbagai komoditas khususnya terkait pangan dan energi tengah menghantui dunia. Di dalam negeri, harga minyak goreng masih cukup tinggi, belum kembali ke harga tahun lalu. BBM jenis non-subsidi dan listrik untuk golongan tertentu telah dinaikkan, sedangkan BBM subsidi dibatasi penggunaannya.
Disrupsi ekonomi yang melanda dunia diperparah oleh perang di Ukraina, membuat rantai pasok terganggu di mana-mana. Indonesia yang saat ini memimpin Presidensi G20 ditantang untuk memberikan solusi perdamaian dan pemulihan ekonomi dari ancaman krisis. Atas dasar itu, Presiden Jokowi memutuskan untuk melakukan kunjungan ke Ukraina dan Rusia.
Usai menghadiri pertemuan G7 di Jerman, Jokowi bersama ibu negara memasuki zona perang untuk bertemu dengan Presiden Zelensky dan meninjau langsung kota-kota di Ukraina yang rusak parah. Setelah itu Jokowi menemui Presiden Putin di Rusia, untuk meminta dibukanya akses ekspor pangan Ukraina serta jaminan atas pasokan pupuk pertanian dari Rusia.
Jokowi tercatat sebagai pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Ukraina pasca-invasi. Determinasi Jokowi dalam upaya menciptakan perdamaian dunia dan menyelamatkan dunia dari krisis mendapat apresiasi publik. Temuan survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi sangat tinggi, mencapai 80,9 persen.
Bahkan di antaranya 7,1 persen merasa sangat puas. Kepuasan publik bertahan cukup tinggi selama paruh awal 2022, setelah sebelumnya sempat anjlok hingga 60,8 persen yang dipicu oleh varian delta pada gelombang kedua Covid-19. Sesudahnya kenaikan kasus Covid-19 akibat varian Omicron dan subvarian BA.4-BA.5 tidak terlalu dirasakan dampaknya oleh masyarakat.
“Ketegasan Jokowi dalam menjaga perdamaian dan menyelamatkan dunia dari ancaman krisis ekonomi berbuah pada tingginya kepuasan publik,” ungkap Direktur Eksekutif indEX Research Vivin Sri Wahyuni dalam siaran pers di Jakarta, pada Kamis (14/7). Sebanyak 18,1 persen publik merasa tidak puas, di antaranya 1,9 persen tidak puas sama sekali, dan tidak tahu/tidak jawab 1,0 persen.
0 comments:
Post a Comment