Jokowi mengingatkan meski perekonomian di ASEAN tetap positif saat dunia tegah dilanda gelombang krisis kita mesti tetap waspada. Ujar Jokowi saat berbicara dalam pertemuan pemimpin ASEAN dengan ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC), di Hotel Sokha, Phnom Penh, pada Kamis.
“Total GDP ASEAN masih di atas 3 triliun Dolar AS dan ASEAN ekonomi terbesar ke-5 dunia. Dalam situasi guncangan finansial ini, tentu kita semua harus waspada. Kemitraan dunia usaha dan pemerintah harus makin diperkuat. Sektor swasta memiliki peran sangat penting,” ungkap Jokowi.
Jokowi megusulkan untuk memperkuat resiliensi ekonomi ASEAN dalam jangka pendek. Hal ini memerlukan countermeasures dan kebijakan makroprudensial penguasa yang adaptif untuk stabilkan keuangan dan stimulasi pergerakan ekonomi.
“Sektor swasta juga harus forward looking, artinya cermat melihat krisis, berhati-hati, tapi bergerak cepat untuk adaptasi. Kecepatan dan ketepatan beradaptasi jadi kunci resiliensi ekonomi ASEAN,” ucap Jokowi.
Inovasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing ASEAN, ini dilakukanuntuk jangka panjang. Ujar Jokowi
“Inovasi pastikan kita kompetitif di masa depan. Ekonomi digital dan ekonomi hijau adalah masa depan ASEAN. Ekonomi digital mampu tingkatkan produktivitas dan perluas akses pasar, sementara ekonomi hijau pastikan ASEAN terus tumbuh dan berkelanjutan,” jelas Jokowi.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga mengemukakan pentingya sektor UMKM bagi perekonomian ASEAN. Ada lebih dari 90 persen dunia usaha di kawasan adalah usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM), di mana di Indonesia sendiri terdapat 65 juta UMKM.
“Kemajuan UMKM sangat berdampak pada ekonomi ASEAN, untuk itu sinergi kita menjadi sangat krusial untuk makin diperkokoh,” ujar Jokowi.
0 comments:
Post a Comment