Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan harga pangan terkendali menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Tetapi, Jokowi mengungkapkan, harga daging masih merangkak, juga harga beras diperkirakan akan sedikit naik. Hal itu disampaikan Presiden saat meninjau Pasar Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Dalam kunjungan itu, Jokowi didampingi oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Saya senang, beberapa barang harganya turun. Ada dua yang naik (harga), yaitu daging beku dari Rp. 85 ribu ke Rp. 95 ribu, tapi daging lokal harganya tetap," kata Jokowi, dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden
Jokowi juga menyebut, terjadi kenaikan pada harga bawang merah sementara harga bawang putih dan telur menurun. Kemudian harga cabai juga turun setengah harga dari Rp. 60 ribu ke Rp. 30 ribu.
"Saya kira semuanya (harga pangan) masih terkendali, terkelola," jelasnya.
"Jadi sangat baik menjelang Natal dan Tahun Baru, mungkin agak-agak yang sedikit naik beras," tambah Jokowi.
Sementara itu, berdasarkan data di laman hargapangan.id, harga bawang putih ukuran sedang di pasar tradisional Jawa Barat hari ini terpantau naik Rp. 100 menjadi Rp. 28.900 per kg.
Harga minyak goreng curah di pasar tradisional Jawa Barat naik menjadi Rp. 15.200 per kg, dan minyak goreng kemasan bermerk 1 menjadi Rp. 21.700 per kg.
Adapun minyak goreng kemasan bermerk 2 yang naik Rp. 250 menjadi Rp. 20.400.
Terdapat sejumlah kenaikan harga pangan pada Jumat hari ini (23/12) atau 2 hari menjelang libur Natal 2022.
Melansir data dari laman Hargapangan.id di pasar tradisional, kenaikan harga terjadi pada bawang putih dan cabai. Harga cabai merah besar naik 0,65 persen atau Rp. 250 menjadi Rp. 38.600 per kg.
Cabai merah keriting juga naik harga 0,13 persen atau Rp. 50 menjadi Rp. 39.600 per kg, dan cabai rawit merah naik 0,27 persen atau Rp. 150 menjadi Rp. 54.800 per kg.
Adapun bawang putih ukuran sedang yang naik harga 0,35 persen atau Rp. 100 menjadi Rp. 28.800 per kg, serta cabai rawit hijau naik Rp 300 menjadi Rp. 49.800.
Serupa, harga cabai di pasar modern juga terpantau naik. Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai merah keriting hingga 4,68 persen atau Rp. 3.000 menjadi Rp. 67.150 per kg.
Harga cabai rawit hijau juga naik hingga 1,69 persen atau Rp. 1.150 menjadi Rp. 69.250. Kemudian ada cabai rawit merah yang naik harga menjadi Rp. 77.100 per kg dan cabai merah besar naik menjadi Rp. 80.250 per kg.
Selain cabai, harga gula pasir di pasar modern juga merangkak naik hari ini.
Gula pasir kualitas premium naik Rp. 50 menjadi Rp. 14.750 per kg dan gula pasir lokal juga naik Rp. 50 menjadi Rp. 13.950.
Sementara itu, harga bawang merah ukuran sedang dan minyak goreng kemasan bermerk 1 turun harga menjadi Rp. 53.350 per kg dan Rp. 23.400 per kg.
Harga pangan terpantau beragam pada Rabu hari ini (21/12), atau 11 hari menjelang libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru).
Mengutip data dari laman hargapangan.id, terjadi kenaikan harga di pasar tradisional pada daging sapi, bawang merah dan bawang putih, serta cabai rawit hijau.
Harga daging sapi kualitas 1 di pasar tradisional hari ini naik 0,36 persen atau Rp. 500 menjadi Rp. 138.350 per kg, juga daging sapi kualitas 1 yang naik 0,35 persen atau Rp 450 menjadi Rp 128.450 per kg.
Kemudian harga bawang merah ukuran sedang juga naik 0,26 persen atau Rp. 100 menjadi Rp. 38.750 per kg dan bawang putih ukuran sedang naik Rp. 150 menjadi Rp. 28.700 per kg.
Adapun cabai rawit hijau yang naik 0,81 persen atau Rp. 400 menjadi Rp. 49.500 per kg.
Sementara telur ayam ras segar turun harga Rp. 50 menjadi Rp. 31.200 per kg, juga minyak goreng curah berada di harga tetap Rp. 15.100 per kg dan minyak goreng kemasan berada di kisaran Rp. 20.000 hingga Rp. 21.000.
Di pasar modern, kenaikan harga juga terjadi pada bawang putih, cabai merah, hingga gula pasir. Harga bawang putih ukuran sedang naik 1,45 persen atau Rp. 500 menjadi Rp. 35.100 per kg.
Ada juga cabai merah besar dan cabai merah keriting yang naik harga masing-masing menjadi Rp. 80.450 per kg dan Rp. 67.500 per kg, serta cabai rawit merah naik menjadi Rp. 77.000 per kg.
Kenaikan harga terbesar terjadi pada cabai merah keriting, sebesar Rp. 3.300.
Selanjutnya gula pasir kualitas premium yang naik harga 0,34 persen atau Rp. 50 menjadi Rp. 14.750 per kg, dan gula pasir lokal naik menjadi Rp. 13.950 per kg.
Penurunan harga pangan di pasar modern menjelang Tahun Baru hanya terjadi pada minyak goreng kemasan bermerk 1, menjadi Rp. 23.400 per kg.
Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) menggelar pasar murah di beberapa lokasi menjelang peringatan Natal dan Tahun Baru (Nataru 2023). Tujuannya guna mengantisipasi semakin melonjaknya inflasi yang telah terjadi beberapa waktu terakhir.
Setidaknya, pasar murah ini telah dijalankan di Jakarta dan Depok, kemudian dilanjutkan di Kota Bogor. Salah satu keuntungannya, masyarakat yang membeli dari pasar murah, bisa mendapat subsidi pembelian barang sebesar Rp 1.000 per kilogram.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan Gelar Pangan Murah semakin masif dilaksanakan NFA bekerja sama dengan Kementerian dan Lembaga terkait, Pemerintah Daerah, Bank Indonesia, serta BUMN Pangan dan pelaku usaha swasta.
"Hari ini kita laksanakan GPM di Kota Depok yang menjual aneka bahan pangan seperti beras, cabai, bawang, daging lembu, telur, ayam, gula, hingga minyak goreng dengan harga terjangkau," ujarnya,
Selain itu, ia menambahkan, pada 13-14 Desember ini GPM juga digelar di Kota Bogor, tepatnya di Kec Bogor Barat, Kantor Kelurahan Margajaya. Dalam pelaksanaannya, masyarakat yang datang berbelanja mendapatkan subsidi harga Rp 1.000 per kg.
Bahan pangan pokok yang tersedia dijual dengan harga terjangkau atau di bawah harga pasar, meliputi daging rendang dengan harga Rp 100.000 per Kg, beras Rp 47.000 per 5 kg, minyak goreng Rp 26.000 per 2 liter, bawang putih Rp 9.000 per 500 gr, bawang merah Rp 14.000 per 500 gr, cabai rawit merah Rp 20.000 per 500 gr, gula Rp 13.000 per kg, ayam ras Rp 28.000 per ekor, dan telur Rp 28.000 per kg.
"Pelaksanaan GPM di Depok dan Bogor ini juga sebagai upaya pengendalian inflasi di Jabodetabek dan wilayah penyangga Jakarta sebagai barometer inflasi Nasional. Dengan penyediaan harga pangan yang terjangkau, diharapkan daya beli masyarakat terjaga sehingga tidak menekan kenaikan inflasi yang dalam dua bulan terakhir ini sudah melandai" ungkapnya.
0 comments:
Post a Comment