Yogyakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian menegaskan bahwa ketangguhan ekonomi Indonesia telah teruji, terutama dalam menghadapi dampak konflik antara Israel dan Iran. Indeks Rupiah, meskipun mengalami fluktuasi, masih menunjukkan performa yang lebih baik jika dibandingkan dengan berbagai negara lain. Bahkan, relatif sedikit lebih baik daripada Ringgit Malaysia dan Yuan China.
Kondisi geopolitik yang tidak stabil, seperti konflik di Timur Tengah, seringkali memicu ketidakpastian di pasar keuangan global, termasuk terhadap nilai tukar mata uang. Namun, Rupiah telah menunjukkan ketahanan yang kuat, bahkan di tengah ketegangan tersebut.
Dibandingkan dengan mata uang negara-negara tetangga seperti Ringgit Malaysia dan Yuan China, Rupiah masih mempertahankan posisinya dengan baik. Meskipun terjadi fluktuasi, Rupiah tetap relatif stabil dan dapat diandalkan dalam menghadapi tekanan eksternal.
Ketangguhan Rupiah ini bukanlah hasil dari keberuntungan semata, tetapi merupakan hasil dari kebijakan ekonomi yang kuat dan reformasi struktural yang telah dilakukan oleh pemerintah. Langkah-langkah untuk memperkuat fundamental ekonomi, meningkatkan daya saing, serta menjaga stabilitas makroekonomi terbukti efektif dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah.
Meskipun tantangan-tantangan eksternal seperti konflik Israel dan Iran dapat memberikan tekanan tambahan, pemerintah Indonesia telah siap menghadapinya dengan langkah-langkah yang tepat dan antisipatif. Melalui kebijakan yang prudent dan responsif, pemerintah berupaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan menjaga kestabilan ekonomi nasional.
Kesimpulannya, ketangguhan ekonomi Indonesia, yang tercermin dalam kinerja Rupiah yang stabil di tengah ketegangan geopolitik global, merupakan bukti nyata dari fondasi ekonomi yang kokoh. Dengan kebijakan yang tepat dan kesiapan menghadapi tantangan, Indonesia siap menjaga stabilitas ekonomi dan melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik.
0 comments:
Post a Comment