Situasi dunia kini kacau balau. Banyak negara kini sudah masuk ke jurang krisis dan akan bertambah ke depannya. Indonesia saat ini masih berada pada posisi terbaik dunia.
Demikianlah disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Selasa (11/10/2022)
"Dengan ketidakpastian yang saya sampaikan, kita harus tetap optimis. Harus optimisme itu tapi harus tetap hati-hati dan waspada. Karena angka-angka yang kita miliki, Indonesia pertumbuhan ekonomi di kuartal II kita termasuk yang terbaik di dunia, 5,44%," paparnya.
Inflasi juga masih terkendali. Jokowi memaparkan inflasi nasional masih berada di level 5,9% per akhir September 2022. Negara lain sudah jauh ke atas 10% dan bahkan mencapai 100%.
"Inflasi juga masih terkendali setelah kenaikan BBM, kita masih di angka di bawah 6%, yaitu 5,9%. Ini tetap kita syukuri, karena dibandingkan dengan negara-negara lain, sekarang ini di Argentina sudah 83,5%," terangnya
Jokowi menuturkan hampir semua negara kini kewalahan dan bahkan tidak ada yang mampu memprediksi nasib ke depannya.
"Saat ini sedang terjadi. Dari yang dulunya relatif mudah diprediksi, mudah dihitung, mudah dikalkulasi menjadi dunia yang sulit dihitung, diprediksi, kalkulasi. Penuh ketidakpastian tinggi dan volatilitas tinggi," ungkapnya.
"Kalau dulu semua negara ini ngejarnya bunga serendah mungkin, inflasi serendah mungkin. Dan sekarang semuanya berubah," jelasnya.
Kondisi tersebut bermula dari pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir. Diperparah oleh perang Rusia dan Ukraina sebagai biang kerok krisis pangan dan energi, menimbulkan lonjakan inflasi di mana-mana.
Situasi semakin rumit, tatkala negara maju mengubah arah kebijakan moneter. Seperti Amerika Serikat (AS) yang dengan agresif menaikkan suku bunga acuan dan menimbulkan gejolak besar di pasar keuangan. Negara dengan kondisi fiskal yang rapuh, terpaksa jatuh ke jurang krisis keuangan.
"Plus perubahan iklim sehingga sekarang bisa kita lihat bencana alam makin sering terjadi," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment